Rangkuman Studi Islam Asia Tenggara :
Rangkuman Studi Islam Asia Tenggara |
SEJARAH
MASUKNYA ISLAM
KE
INDONESIA DAN SINGAPURA
Sejak
awal masehi Indonesia merupakan Indonesia merupakan Negara yang sering dilewati
oleh pedagang-pedagang asing baik dari India, cina, atau timur tengah. Seperti
di malaka dan wilayah barat nusantara sejak masa kuno wilayah ini menjadi titik
perhatian pedagang asing dan menjadi daerah lintasan penting antara cina dan
India. Pedagang muslim asal arab Persia dan India juga ada yang yang sampai ke
kepulauan Indonesia untuk berdaan sejak abad ke 7 M atau abad ke 1 H, ketika
islam pertama kali berkembang di timur tengah. Diperkirakan sejak abad ini
pribumi Indonesia sebagian diantaranya sudah ada yang masuk islam. Hanyasaja
menurut Taufiq Abdullah belum ada bukti bahwa pribumi Indonesia yang disinggahi
oleh pedagang muslim itu beragama islam.
Singapura
telah menjadi rute bagi pedangang orang
muslim dari timur-tengah sejak abad ke-15. Cara masuknya islam ke
Singapura tidak jauh berbeda dengan cara masuknya islam ke negara-negara di
Asia Tenggara. Islam masuk ke Singapura dengan cara perdangangan dan
pernikahan yang dilakukan oleh bangsa
arab yang melalui daerah perairan Singapura.
Walaupun
di Singapura, islam menjadi salah satu agama
minoritas. Namun umat islam di Singapura
tetap mengusahakan adanya hukum islam dinegara Singapura. Keberadaan hukum
islam di Singapura tidak bisa terlepas dari peran umat islam yang ada di negara
tersebut. Disebabkan oleh kebutuhan hukum islam secara formal,Umat islam
Singapura berusaha keras untuk mendekati pemerintah Singapura agar mengesahkan
suatu undang-undang yang mengatur Hukum Personal dan Keluarga Islam di
Singapura.
Perkembangan
islam di Singapura telah menghasilkan Lembaga-lembaga Islam yang mampu mengatur
dan mengwasi islam di Singapura. Beberapa lembaga tersebut diantaranya adalah,
Majelis Ugama Islam Singapura (MUIS), Himpunan Dakwah Islamiyah Singapura
(JAMIYAH) dan Majelis Pendidikan Anak-anak Muslim (MENDAKI).
SEJARAH
PERKEMBANGAN ISLAM
DI MALAYSIA
DAN BRUNEI DARUSSALAM
Islam masuk pertama kali di Malaysia
dibawah oleh pedagang Gujarat sekitar abad kesembilan dengan pola penerimaan
bottom up yang selanjutnya mengalami perkembangan melalui proses pola top down.
Setelah memasuki abad ke-15 Islam di Malaysia mengalami perkembangan yang
signifikan dengan ditandai banyaknya bangunan masjid bahkan telah dibangun
lembaga pendidikan Madrasah Al-Mursyidiyah. Dan awal abad ke-20 dengan ciri
khas perkembangan Islam oleh adanya koordinasi sultan-sultan di setiap negara
bagian dalam menegakkan hukum Islam. Setelah masa kemerdekaan perkembangan
pemeluk Islam dari segi kuantitasnya mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Masyarakat muslim Malaysia dengan
jumlah besar senantiasa menjalankan ajaran keagamaannya dengan baik dan benar.
Mereka tekun menjalankan ibadah baik yang wajib maupun yang sunnat, merekaa memiliki
moralitas yang baik (akhlakul karimah).
Sumber-sumber yang berbeda dalam
pemaparan tentang masuknya islam di Brunei Darussalam memberi penegasan
bahwa raja Brunei sejak dahulu besar perhatiannya terhadap Islam
dan dapat diterima oleh lapisan masyarakat. Mereka dapat menerima Islam
dengan baik ditandai dengan sambutan positifnya terhadap kedatangan
pedagang Arab Muslim. Islam masuk di Brunei melalui suatu proses yang
panjang tidak pernah berhenti. Raja-raja Brunei sejak dahulu kala secara
turun temurun adalah kerajaan Islam dan setiap raja bergelar sultan. Di samping
itu, kerajaan Brunei dalam konstitusinya secara tegas menyatakan bahwa
kerajaan Brunei adalah negara Islam yang beraliran sunni (ahl
al-sunnah wa al-jam±‘ah). Islam berkembang di Brunei karena pihak
kesultanan menjadikan sunni sebagai prinsip ketatanegaraan dan
pemerintahan dalam Islam.
SEJARAH
DAN PERKEMBANGAN ISLAM
DI
THAILAND DAN FILIPINA
Sejarah dan
perkembangan Islam di Thailand dan Filipina tidak terlepas dari para ulama yang
menyebarkan agama islam di negara tersebut. Di Thailand proses Islamisasi di
kalangan penduduknya secara lebih intensif terjadi pada abad ke-12 hingga
ke-15. Syekh Said dari Pasai mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi
proses Islamisasi kerajaan Patani yang berikutnya berubah menjadi Kesultanan di
negara Thailand.
Di Filipina proses Islamisasi dilakukan melalui
perdagangan, perkawinan, dan politik. Sosok pemimpin politik Muslim
memperkenalkan sistem politik Islam, pendidikan, hukum dan institusi Islam,
karena itu proses Islamisasi tidak hanya terbatas pada aspek ideologi dan hukum
semata tetapi sekaligus meliputi bidang pendidikan dan politik.
Umat Islam Filipina yang kemudian dikenal dengan
bangsa Moro, pada akhirnya menghadapi berbagai hambatan baik pada masa kolonial
maupun pasca kemerdekaan. Bila direntang ke belakang, perjuangan bangsa Moro
dapat dibagi menjadi tiga fase: Pertama, Moro berjuang melawan penguasa Spanyol
selama lebih dari 375 tahun (1521-1898). Kedua, Moro berusaha bebas dari kolonialisme
Amerika selama 47 tahun (1898-1946). Ketiga, Moro melawan pemerintah Filipina
(1970-sekarang).
POLITIK ISLAM
ASIA TENGGARA
Pada
masa awal islamiyah nusantara, sultan dibantu oleh ulama yang menjadi
penasehatnya menggunakan agama sebagai sarana untuk memperkaut diri dalam
menghadapi pihak-pihak atau kerajaan yang bukan islam, terutama yang mengancam
kehidupan politik, ekonomi, dan keagamaan. Hal ini terlihat bagaimana
sultan-sultan mengadakan kerjasama dengan kerajaan-kerajaan lain. Misalnya
kerajaan pasai yang mengawinkan putrinya dengan raja muda Malaka yang semula
masih hindu bernama Prameswara menjadi raja muslim bergelar Megat Iskandar
Syahdan diangkat sebagai raja pertama kerajaan islam Malaka.
Dari
uraian diatas,, sangat jelas bahwa pendidikan politik banyak diperoleh oleh
uamt islam dari para penjajah, baik Inggris, Belanda, maupun Jepang.
Pada
masa sekarag di indonesia, politik sangat jauh dari tujuan islam. Hal ini
disebabkan, cendekiawan-cendekiawan muslim lebih memilih meningkatkan
pendidikan dengan menggunakan kurikulum barat. Dimana, hal ini menyebabkan
kurangnya pemahaman dan kurangnya ketertarikan pemuda-pemuda islam terhadap
islam yang banyak membahas tentang bagaimana menjadi pemimpin dengan menerapkan
sistem islam. Dalam persoalan ini, merupakan bencana besar bagi partai-partai
yang mendasarkan partai mereka terhadap islam, tetapi mereka banyak merugikan
kesejahteraan rakyat, melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme.
Dari
beberapa pembahasan politik islam di berbagai Negara di Asia Tenggara diatas,
secara umum, Negara Brunei lah yang berani menerapkan hukum islam dalam
kepemerintahannya, setelah bebas dari penjajah dunia.
Sedangkan
negara-negara dimana islam hanya minoritas di negara mereka, seperti di
singapura, tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap politik pemerintahan
di negara tersebut. Umat islam hanya mengikuti peraturan Negara dimana mereka
sebagai Warganegaranya.
PERKEMBANGAN
EKONOMI ISLAM
DI
ASIA TENGGARA
Sistem perekonomian islam di
Malaysia membicarakan tentang sistem perbankan Islam, secara tidak langsung ia akan
melibatkan prinsip transaksi yang berlandaskan Islam. Sejarah telah membuktikan
bahawa transaksi Islam telah dipraktikkan di Tanah Melayu seawal abad ke-16
lagi. Prinsip ini dapat dilihat di dalam undang-undang Melaka. Apa yang
jelas, kebanyakan negeri-negeri ketika zaman sebelum kemerdekaan turut
dipengaruhi oleh undang-undang Melaka termasuklah yang melibatkan aspek
transaksi Islam sama ada secara langsung atau tidak langsung. Pelaksanaan undang-undang Islam di
negeri-negeri tersebut berterusan sehinggalah campur tangan Inggris.
Perkembangan
ekonomi islam Indonesia Banyak
sekali keterangan dari dalam Al-Quran yang menyinggung masalah ekonomi, secara
eksplisit maupun implisit. Bagaimana jual-beli yang baik dan sah menurut Islam,
pinjam meminjam dengan akad-akad yang sah sampai dengan pelarangan riba dalam
perekonomian. Semuanya dikupas secara tuntas dalam hukum dan syari’ah Islam.
Dalam Islam ini yang menjadi panutan serta tauladan dalam penerapan hukum
ekonomi Islam adalah Rasulullah Saw.
Perekonomian singapura,Indonesia,
malaysia dan brunei darussalam berkaitan dengan ekonomi syari’ah yaitu
mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang dipahami oleh nilai-nilai
islam. Sistem ekonomi Islam saat ini
menjadi bahan perbincangan di seluruh dunia. Adanya diskusi,seminar, workshop,
training, short course (kursus singkat) tentang ekonomi dan perbankanSyariah
menjadi salah satu bukti semakin populernya ekonomi Islam. Bahkan tak sedikit
perguruan tinggi yang membuka jurusan ekonomi Islam. Bahkan banyak perguruan
tinggi yang dikenal dengan ‘aliran’ sekuler membuka jurusan atau program studi
ekonomi Islam.
HUKUM ISLAM
DI ASIA TENGGARA
Malaysia adalah negara yang berdiri pada 31 agustus 1957
yang dipimpim oleh perdana menteri pertamanya Tengku Abdul Rahman.
Malaysia adalah merupakan negara federasi yang terdiri dari 13 negara bagian
dengan ketentuan 11 di semenanjung Malaysia dan 2 lagi di pulau kalimantan,
negara ini juga merupakan negara bekas jajahan inggris yang penduduknya
meliputi campuran aneka latar belakang, warna kulit, suku bangsa dan budaya.
Jumlah penduduknya terdiri dari 16.500.000 jiwa yang separuh lebih
masyarakatnya beragama islam yang berlatar belakang melayu.
Di Asia Tenggara, Islam merupakan kekuatan sosial yang patut
diperhitungkan, karena hampir seluruh negara yang ada di Asia Tenggara
penduduknya, baik mayoritas ataupun minoritas memeluk agama Islam. Dari segi
jumlah, hampir terdapat 300 juta orang di seluruh Asia Tenggara yang mengaku
sebagai Muslim. Berdasar kenyataan ini, Asia Tenggara merupakan satu-satunya
wilayah Islam yang terbentang dari Afrika Barat Daya hingga Asia Selatan, yang
mempunyai penduduk Muslim terbesar.
Perkembangan hukum islam di asia tenggara meliputi berbagai
aspek dari hukum pidana, perdata, yaitu: fiqih Ahwalusaskia, muamalah, dan
fiqih ibadah dari hukuman orang yang minum-minuman keras, hukuman criminal dan
keluarga. Didalam perkembanganya peran kerajaan Islam dalam menanamkan
semangat untuk menerapkan hukum Islam sangat tinggi hal ini dipengaruhi faktor
penghambat yang kecil dan belum masuknya ide-ide kaum barat untuk itu pengaruh
kerajaan Islam dalam perkembangan dan penerapan hukum Islam sangatlah memainkan
peranan penting.
SOSIAL
BUDAYA ISLAM DI ASIA TENGGARA
Prinsip-prinsip
kebudayaan islam adalah Kebudayaan yang tidak bertentangan dengan Islam.
Contoh: jumlah mahar dalam pernikahan Kebudayaan yang sebagian unsurnya
bertentangan dengan Islam. Contoh: tradisi jahiliyah, seperti :thowaf di Ka’bah
dengan telanjang Kebudayaan yang bertentangan dengan Islam. Dan budaya “ ngaben“ di Bali Kebudayaan.
Penyebaran
budaya Islam di Indonesia berlangsung secara damai dan evolutif. Islam
berkembang lewat perantaraan bangsa Arab. Kontak awal Islam dengan kepulauan
nusantara mayoritas berlangsung di pesisir pantai, khususnya melalui aktivitas
perdagangan antara penduduk lokal dengan para pedagang Persia, Arab, dan
Gujarat (India).
Budaya
Malaysia, semua
non-Muslim yang menikahi Muslim harus meninggalkan agama mereka dan beralih
kepada Islam. Sementara, kaum non-Muslim mengalami berbagai batasan di dalam
kegiatan-kegiatan keagamaan mereka, seperti pembangunan sarana ibadah dan
perayaan upacara keagamaan di beberapa negara bagian. Sosial budaya di Singapura tidak
berbeda jauh dengan Malaysia.
Sekitar 95%
penduduk Thailand adalah pemeluk agama budha aliran Theravada. Namun, ada
minoritas pemeluk agama
islam (4%) sisanya Kristen, dan Hindu. Masyarakat
Thailand sangat toleran terhadap berbagai budaya bangsa sepanjang tidak
menyinggung kehidupan kerajaan dan Buddha.
Budaya
Filipina sangat dipengaruhi oleh sejarah dan campuran dari pengaruh asing dan
peradaban pribumi. Filipina telah dijajah oleh Spanyol selama lebih dari tiga
abad. Pengaruh Hispanik dominan dalam musik rakyat Filipina makanan seni agama
bahasa dan tarian rakyat.
Budaya
Brunei seakan sama dengan budaya Melayu, dengan pengaruh kuat dari Hindu dan
Islam, tetapi kelihatan lebih konservatif dibandingkan Malaysia. Penjualan dan
penggunaan alkohol diharamkan.Setelah pemberlakuan larangan pada awal 1990-an,
semua pub dan kelab malam dipaksa tutup.
PENDIDIKAN
ISLAM
DI
ASIA TENGGARA
·
Pemerintah Singapura memanfaatkan masjid
sebagai tempat pendidikan Islam secara nonformal sekaligus memakmurkan dengan
berbagai kegiatan Islami.
·
Pemerintah Indonesia melalui Departemen
Agama telah mengeluarkan kebijaksanaannya dalam pendidikan, yaitu dengan SK
Menag tentang penyelenggaraan pendidikan agama.
·
Pendidikan Islam non formal di Malaysia
sangat menjadi perhatian serius pemerintah, sehingga memberikan anggaran
pendidikan lebih besar kea rah sana disbanding bidang lainnya. Jika Negara
Indonesia sejak awal kemerdekaan para pemimpinnya demikian, tentu pendidikan
kita tidak sangat terpuruk.
·
Sejarah masuknya Islam di Filipina dapat
diperkirakan pada abad ke 13 Masehi.
·
Dalam bidang pendidikan, Brunei boleh
dikatakan relative tertinggal dari Negara-negara lain di dunia, karena itu
pemerintha Brunei berupaya untuk mengejar ketertinggalannya itu dengan
membangun lembaga-lembaga pendidikan dari tingkat rendah sampai ke perguruan
tinggi.
·
Kemudian dilihat secara transparan
lembaga pendidikan Islam di Thailand tidak jauh berbeda dengan system
pendidikan yang dimiliki di Indonesia.
INSTITUSI
- INSTITUSI ISLAM
DI
ASIA TENGGARA
Semua agama dunia yang
berkembang di Indonesia datang dari luar negeri. Demikian juga berbagai aliran,
mahzab, maupun paham yang berkaitan dengan agama – agama itu. Sebetulnya jumlah
aliran di Indonesia itu banyak sekali, meskipun begitu hanya ada beberapa saja
yang akan dibahas karena beberapa alasan. Pertama, karena paham itu diikuti
oleh banyak sekali umat islam, bahkan telah memainkan peranan penting dalam
pergaulan internal umat islam diindonesia. Kedua karena alasan bahwa kehadiran
aliran atau paham itu telah memberikan banyak dampak berupa kegiatan sosial
yang cukup berarti.
Islamisasi
dalam masyarakat Asia tenggara, juga dialami oleh orang – orang yang ada
ditempat lain. Proses ini tidak berlangsung sekaligus, tetapi terjadi secara
bertahap dan tidak merata, bahkan terus menerus sampai sekarang.
Dinegara negara yang minoritas muslim,
perkembangan islam relatif lambat dibandingkan negara – negara yang penduduknya
mayoritas muslim. Hal ini tidak dapat dipisahkan dari kebijakan pemerintah
setempat.
Oleh
karena itu, dengan adanya institusi institusi dan organisasi islam di negara –
negara asia tenggara ini, dapat membantu proses perkembangan islam, baik yang
berada langsung dibawah pemerintah ataupun tidak. Selagi aturan dan ajaran dari
institusi tersebut benar dan tidak melenceng dari Al-Quran dan Hadis.
ISLAM
DAN MODERNITAS
DI
ASIA TENGGARA
Asia
tenggara sampai saat ini merupakan wiyalah konsetrasi muslim di dunia.
Kemungkinan asia tenggara sebagai konsentrasi baru sebagai peradapan islam
nampaknya belum dapat terwujut selama moralitas bangsa belum dapat membaik. Hal
ini karena moralitas sebuah bangsa merupakan alas bagi pembangunan peradaban.
Pengalaman
sejarah menunjukkan bahwa ada beberapa prasyarat penting untuk mencapai
kemajuan kebudayaan dan peradapan islam, antara lain adalah stabilitas politik dan kemakmuran ekonomi.
Ada
dua hal penting untuk membangun wajah islam yang ramah dan damai di indonesia:
1. Kampanye
dakwah islam moderat ditengah masyarakat, hal ini dilakukan untuk menanam
nilai-nilai agama
2. Menciptakan
kondisi masyarakat yang lebih baik secara keseluruhan
Inilah
yang menjadi cita-cita bersama dalam membangun citra islam sebagai agama yang
ramah dan damai di bumi nusantara dengan wujud kepedulian masyarakat
Kata modern yang dikenal dalam bahasa
Indonesia jelas bukan istilah original melainkan “diekspor” dari bahasa asing
(modernization), berarti “terbaru” atau “mutakhir” menunjuk kepada prilaku
waktu yang tertentu (baru). Akan tetapi, dalam pemaknaan yang luas modernisasi
selalu saja dikaitkan dengan perubahan dalam semua aspek kawasan pemikiran dan
aktifitas manusia sebagaimana kesimpulan Rusli Karim, dalam menganalisis
pendapat para ahli tentang modernisasi.
PERAN
TASAWUF DAN PENYEBARAN
AGAMA
ISLAM
Ilmu tasawuf adalah
ilmu yang mempelajari usaha membersihkan diri, berjuang memerangi hawa nafsu,
mencari jalan kesucian dengan ma’rifat menuju keabdian, saling mengingat antara
manusia, serta berpegang teguh pada janji Alloh mengikuti syari’at Rosululloh
dengan mendekatkan diri dan mencapai keridhoan-Nya.
Menurut Uka
Tjandrasasmita, ada
beberapa proses masuknya Islam di asia tenggara yaitu Perdagangan, Perkawinan, Tasawuf, Pendidikan, kesenian, dan Politik.
Dalam penyebaran agama islam di asia tenggara, pengajar-pengajar tasawuf
atau para sufi mengajarkan teosofi yang bercampur dengan ajaran yang sudah
dikenal luas oleh masyarakat di asia tenggara.
Tasawuf adalah faktor terpenting bagi tersebarnya Islam secara luas di Asia
Tenggara. Karena ” Islam Pertama” yang diperkenalkan di Jawa, adalah Islam
dalam corak sufi. Islam dalam corak demikian itulah yang paling mampu memikat
lapisan bawah, menengah dan bahkan bangsawan. Tasawuf berusaha dengan hati hati
merubah idiom-idiom budaya lama (Animisme, Hindu, Budha) yang berkaitan dengan
pandangan dunia (worldview), kosmologi, mitologi, dan keyakinan
takhayul agar tidak bertentangan dengan Islam.
Para sufi menyebarkan agama islam dengan beberapa proses yaitu pendidikan,
seni, dan juga menikahi putri putri pejabat setempat.
JEMAAH
ISLAMIYAH
‘Radikalisme’ berasal dari bahasa Latin “radix, radicis”, artinya akar
; (radicula, radiculae: akar kecil). Berbagai makna radikalisme,
kemudian mengacu pada kata “akar” atau mengakar. Perubahan radikal berarti
perubahan yang mengakar, karena hal itu menyangkut penggantian dasar-dasar yang
berubah tadi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, radikal diartikan
sebagai secara menyeluruh, habis-habisan, amat keras menuntut perubahan, dan
maju dalam berpikir atau bertindak. Islam radikal mengandung makna kelompok
Islam yang memiliki keyakinan ideologis tinggi dan fanatik yang mereka
perjuangkan untuk menggantikan tatanan nilai dan sistem yang sedang
berlangsung.
Jemaah Islamiyah sebenarnya adalah
organisasi dakwah yang berorientasikan politik, bercita-cita hendak mendirikan
negara Islam di Asia Tenggara. Sepeninggalan Abdullah Sungkar, JI terpecah
menjadi dua bahagian : Yang pertamanya, adalah kelompok moderat yang lebih
menekankan pada perjuangan dengan cara Islamisasi dari bawah dan memanfaatkan
peluang politik yang ada; dan yang keduanya, adalah kelompok berhaluan keras
yang cenderung menggunakan tindak kekerasan, bahkan keganasan bagi mencapai
tujuan. Oleh itu, tidaklah adil untuk mengatakan bahwa JI adalah organisasi
teroris, hanya karena sekelompok kecil anggotanya melakukan tindakan keganasan.
Terimakasih telah membaca Rangkuman Studi Islam Asia Tenggara semoga bermanfaat.
keywords: Rangkuman Studi Islam Asia Tenggara, Studi Islam Asia Tenggara, Studi Islam Asia Tenggara
thanks share makalahnya...
ReplyDelete